Tuesday 29 January 2019

#Kisah

IZINKAN SAYA...


Hari ini, di sini, merasakan kembali suatu "kehidupan" di mana banyak orang-orang sakit berada. Di suatu tempat yang bernama "Rumah Sakit". Tempat seperti ini mungkin terkesan biasa saja bagi sebagian orang. Namun tidak bagi saya.

Saat memasuki suatu rumah sakit, langsung terasa atmosfer yang berbeda. Ya, tentulah setiap tempat memiliki atmosfernya masing-masing. Di sini, berbagai pemandangan yang tak biasa ditemui, bisa saya saksikan. Keadaan para pasien dengan berbagai kondisinya. Ada yang sakit biasa saja, sakit yang lebih berat, pasien yang datang dengan status "emergency" karena berbagai sebab, pasien yang dalam keadaan sekarat, hingga tangisan-tangisan keluarga pasien yang baru saja kehilangan anggota keluarganya. Sungguh suasana ini kadang membuatku merinding. Saya dapat merasakan sentuhan energinya. Getaran sedih, pilu, menyayat hati. Saat-saat akan pulang itu tiba, pulang keharibaanNya. Memandangi sosok yang tadinya bernafas dan bernyawa itu kini telah diam tak bergerak, ia lepas...pulang kepada Sang Pemilik ruh. Pemandangan seperti ini tak jarang menyentakku ketika berada pada suatu tempat yang bernama Rumah Sakit.

Setiap yang bernyawa pasti akan melaluinya. Setiap amanah pasti kembali kepada yang memberi amanah. Semua hanya titipan. Pun ruh ini, jiwa ini, jasad ini.

Saya bersyukur telah merasakan berbagai karunia yang telah diberikanNya kepadaku. Karunia berupa "sakit" fisik dan psikis. Walau saya kurang sepakat dengan istilah "sakit" itu sendiri. Bagi saya, apa pun yang terjadi dalam hidup semua adalah hidanganMu yang harus diterima dan dinikmati dengan sepenuh hati, dengan keikhlasan tiada tara. Pantaskah sebagai makhluk ciptaan Allah untuk tidak menyukai bahkan benci atas ketetapanNya? Pantaskah sebagai makhluk, menolak takdir?

Saat terdiam, menatap kembali perjalanan yang telah kulalui selama ini, tak ada yang saya sesali bahkan tangisi. Tak seperti waktu-waktu yang telah lalu. Ketika berbagai ujian hidup membuat hati ini sempat kehilangan arah. Perih, pedih dan pahitnya serasa tak sanggup lagi dipikul. Hingga terselip ratapan, penyesalan, kesedihan tak berkesudahan. Namun Engkau sungguh Maha Pengasih...Engkau rangkul diriku dalam kepasrahan munajat yang tak pernah putus kupersembahkan untukMu. Munajat dari seorang hamba yang masih banyak kekurangan, masih sangat jauh dariMu, masih mudah terkesima oleh kilauan pesona duniawi yang semu, masih mengejar Ilusi yang entah kan bermuara ke mana. Padahal Engkau selalu ada untukKu, Engkau salalu mengiringi ke manapun hambaMu ini melangkahkan kaki, di setiap tarikan nafas dan detak jantungku.

AnugerahMu sangat besar untukku, bahkan banyak hadiah yang Engkau berikan untuk yang tak semua hambaMu miliki. Jika saya ceritakan kepada orang lain pun mereka sangat sulit untuk percaya. Apakah masih pantas saya mengeluh? Masih pantas mempertanyakan ujian yang Engkau berikan?

Semua sudah menjadi sejarah hidup yang bagaimana pun akan  kukenang sebagai pengalaman batin yang tak ternilai. Semua telah berlalu. Jika dulu saya pernah merasa sakit fisik maupun psikis, izinkan saya kini mendampingi siapa pun yang membutuhkan, menjadi perantara uluran tanganMu kepada hamba-hambaMu, mendampingi, menemani, membantu orang-orang terkasih, siapa pun...kuingin menjadi manfaat dan kebahagiaan bagi sesama. Sehatkan saya selalu Rabb......
Bersama menemani Bapak, di sini..

Dan sungguh akan Kami berikan ujian atau cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. (Q.S Al-Baqarah: 155)

"Robbana afrigh 'alaina shobron watawaffana muslimin.
Ya Tuhan kami, limpahkan kesabaran kepada kami dan wafatkan kami dalam keadaan berserah diri kepadaMu." (Q.S. [7] : Al A'rof : 126)





Pict : Milan
Lokasi : Rammang -Rammang, Maros. 1 Januari 2018

Rumah Sakit UNHAS
Makassar, 30 Januari 2019


Saturday 19 January 2019

#Refleksi
 SMS



Pada suatu siang saya ke warung campuran yang berada tak jauh dari rumahku untuk mencari suatu keperluan. Begitu melihatku, Bi Surti menyambut dengan senyum, "Baru kelihatan lagi nih Mama Difa?" sapanya sembari membenahi dagangan di warungnya yang tak seberapa luas. Warung sekaligus tempat tinggalnya dengan bangunan yang belum permanen, nampak didominasi kayu dan seng, yang bila siang hari akan terasa panas menyengat kulit. "Iya bi Surti...sudah cukup lama ya saya ga ke mari." jawabku. Kami sudah cukup akrab, usianya pun tak jauh beda denganku. Seorang ibu yang tangguh dengan bekal pendidikan yang tak tamat Sekolah Dasar.

Mataku seketika singgah ke suatu benda baru di situ... sebuah lemari freezer (untuk es batu dan beragam es lainnya). "Wah freezer baru ya bi Surti? Alhamdulillaah, jadi bisa muat banyak es dan bikin es batu yang banyak," celetuk saya, merasa senang juga melihat kemajuan warung bu Surti. Bi Surti tertawa..."Ah, ini freezer bekas saja kok...mumpung orangnya menjual dengan harga yang lumayan murah." Saya manggut-manggut, "Jadi sekarang makin lengkap dong jenis es yang dijual, jadi makin banyak pelanggan." selorohku.
"Hahaha....Alhamdulillaah... yah, tapiii... ada yang lucu." Katanya sembari tertawa.
"Lho, lucu bagaimana?" ujarku bingung
"Itu...saya yang beli freezer, warung sebelah yang 'kedinginan'." sahutnya tersenyum penuh arti.
"Hahaha...ah masa sih bi Surti..?? Kok ga sekalian saja itu orang dimasukin freezer biar beku! Eehhh...maksudnya, do'akan saja biar warungnya laris juga dan hatinya selalu lapang."

Ungkapan "Senang melihat orang susah atau susah melihat orang senang" atau biasa disingkat SMS,  tak bisa dipungkiri menjadi fenomena yang bisa ada di mana saja dan terjadi pada siapa saja. Tak jarang, orangnya sendiri pun tak menyadari bila ia dihinggapi salah satu "penyakit hati" ini. Penyakit hati bernama iri mudah terjangkit oleh siapa saja, yang penyebabnya sangat beragam. Iri bisa mencuat dari keinginan untuk memiliki apa yang orang lain miliki, namun ia tak sanggup untuk mencapainya sehingga menimbulkan kecemburuan. Bila kecemburuan ini tak terbendung lagi, muncullah sikap seperti memusuhi orang yang dicemburui, menjatuhkan, merebut apa yang orang itu miliki.

Ada yang menyamakan istilah "iri" dan "dengki", ada pula yang mengatakan seseorang disebut "dengki" bila ada action untuk merebut apa yang dimiliki oleh orang lain yang ia tidak suka jika orang itu memilikinya. Bila masih berupa perasaan atau sikap, belum dikatakan sebagai dengki. 

Parrott, W. G., & Smith, R. H dalam Wikipedia mendefinisikan Iri hati (bahasa Inggris: envy, bahasa Latin: invidia), terkadang disebut juga dengki atau hasad, adalah suatu emosi yang timbul ketika seseorang yang tidak memiliki suatu keunggulan—baik prestasi, kekuasaan, atau lainnya—menginginkan yang tidak dimilikinya itu, atau mengharapkan orang lain yang memilikinya agar kehilangannya.

Hanya satu cara agar penyakit hati satu ini tak hinggap mengotori batin, yaitu selalu bersyukur. Kelihatannya mudah? Tentu tidak, tidak mudah! Rasa syukur tak mudah begitu saja diucapkan, apalagi diwujudkan. Syukur itu suatu tahapan tangga tinggi yang dicapai dengan penuh perjuangan dan pengalaman batin yang mumpuni. Jadi bagaimana? Apa mungkin mencapai syukur itu? Sangat mungkin! Namun sekali lagi, tak ada sesuatu yang luar biasa dicapai dengan cara "biasa-biasa" saja. Selalu berusaha meredam keinginan besar di luar kesanggupan, itu sudah sebuah langkah awal. Bukan berarti tak boleh mempunyai harapan atau cita-cita. Namun disertai usaha, do'a, realistis menerima keadaan, lebih banyak bersabar dan bersabar...."

"Dan janganlah kau iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An Nisaa' : 32)


Mila Zees
Foto : Milan/Maret 2018.

Makassar, 20 Januari 2019.


Monday 14 January 2019

Pesawat Pembom Super TU-16

Bapak sering menceritakan pengalamannya mengenai banyak hal terutama masa mudanya, seperti saat menjadi awak pesawat TU-16. Ketika mendengar cerita Bapak, saya membayangkan dan merasakan bagaimana suasana saat itu. Masa-masa mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari serangan negara-negara sekutu. Dan Bapak menjadi bagian dari sejarah itu. Sungguh saya merasa kagum, terharu, bangga, bahagia, bercampur menjadi satu.

Artikel di bawah ini bersumber dari http://tni-au.mil.id. Saya menyimpannya di sini sebagai bagian dari catatan sejarah Bapak kami, Letkol Adm. (Pur) Su'ud Tumenggung Zees, yang menjadi bagian dari cerita kehebatan pesawat pembom TU-16.

Bapak menjadi salah satu dari puluhan personil TNI-AU yang dikirim ke Chekoslovakia dan Rusia untuk mempersiapkan awak dalam mengoperasikan pesawat pembom strategis TU-16. Mereka dikenal dengan angkatan Cakra I, II, III, Ciptoning I dan Ciptoning II (seperti yang disebut dalam artikel ini).

Kini usia Bapak menginjak ke 79 tahun pada tahun 2019 ini. Walau sudah sepuh, Bapak masih mengingat jelas sebagian besar perjalanan hidup yang telah dilaluinya. Tersirat semangat juang, kebanggaan sebagai pengayom bangsa, sebagai seorang personil TNI-AU yang rela mengorbankan "jiwa raga" demi keutuhan bangsanya.

Kami anak-anaknya merasa bersyukur memiliki Bapak yang tangguh, berjiwa patriotisme, pemberani, disiplin, dan sangat loyal pada profesinya. 

"BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG TIDAK PERNAH MELUPAKAN SEJARAH BANGSANYA SENDIRI." 
(Bung Karno)




====================



        TU-16 Pesawat Pembom Super Yang                         Pernah Dimiliki Indonesia


Saat penerbangan terakhir pesawat TU-16
(Bapak paling kiri depan yang jongkok)


Satu-satunya pesawat TU-16 yang masih tersisa, di Museum Dirgantara, Yogyakarta.

Foto-foto : google



Bila predikat Angkatan Udara terkuat di Asia Tenggara kini di pegang oleh Singapura, maka di era tahun 60-an kekuatan angkatan udara negeri kita boleh dibilang menjadi “singa”, tak cuma di Asia Tenggara, bahkan di kawasan Asia TNI-AU kala itu sangat diperhitungkan. Bahkan Cina maupun Australia belum punya armada pembom strategis bermesin jet. Sampai awal tahun 60-an hanya Amerika yang memiliki pembom semacam(B-58 Hustler), Inggris (V bomber-nya, Vulcan, Victor, serta Valiant) dan Rusia.

Gelar “singa” tentu bukan tanpa alasan, di awal tahun 60-an TNI-AU sudah memiliki arsenal pembom tempur mutakhir (dimasanya-red) Tu-16, yang punya daya jelajah cukup jauh, dan mampu membawa muatan bom dalam jumlah besar. Pembelian Tu-16 AURI didasari, terbatasnya kemampuan B-25, embargo suku cadang dari Amerika, dan untuk memuaskan ambisi politik.

 “Tu-16 masih dalam pengembangan dan belum siap untuk dijual,” ucap Dubes Rusia untuk Indonesia Zhukov kepada Bung Karno (BK) suatu siang di penghujung tahun 50-an. Ini menandakan, pihak Rusia masih bimbang untuk meluluskan permintaan Indonesia membeli Tu-16. Tapi apa daya Rusia, AURI ngotot. BK terus menguber Zhukov tiap kali bersua. “Gimana nih, Tu-16-nya,” kira-kira begitu percakapan dua tokoh ini. Akhirnya, mungkin bosan dikuntit terus, Zhukov melaporkan juga keinginan BK kepada Menlu Rusia Mikoyan. Usut punya usut, kenapa BK begitu semangat? Ternyata, Letkol Salatun-lah pangkal masalahnya. “Saya ditugasi Pak Surya (KSAU Suryadarma-Red) menagih janji Bung Karno setiap ada kesempatan,” aku Marsda (Pur) RJ Salatun tertawa.

Ketika ide pembelian Tu-16 dikemukakan Salatun saat itu sekretaris Dewan Penerbangan/Sekretaris Gabungan Kepala-kepala Staf kepada Suryadarma tahun 1957, tidak seorangpun tahu. Maklum, TNI tengah sibuk menghadapi PRRI/Permesta. Namun dari pemberontakan itu pula, semua tersentak. AURI tidak punya pembom strategis B-25 yang dikerahkan menghadapi AUREV (AU Permesta), malah merepotkan. Karena daya jelajahnya terbatas, pangkalannya harus digeser, peralatan pendukungnya harus diboyong. Waktu dan tenaga tersita. Sungguh tidak efektif. Celaka lagi, Amerika meng-embargo suku cadangnya. Alhasil, gagasan memiliki Tu-16 semakin terbuka.

Salatun yang menemukan proyek Tu-16 dari majalah penerbangan asing tahun 1957, menyampaikannya kepada Suryadarma. “Dengan Tu-16, awak kita bisa terbang setelah sarapan pagi menuju sasaran terjauh sekalipun dan kembali sebelum makan siang,” jelasnya kepada KSAU. “Bagaimana pangkalannya,” tanya Pak Surya. “Kita akan pakai Kemayoran yang mampu menampung pesawat jet,” jawab Salatun. Seiring disetujuinya rencana pembelian Tu-16 ini, landas pacu Lanud Iswahyudi, Madiun, kemudian turut diperpanjang.

Proses pembeliannya memang tidak mulus. Sejak dikemukakan, baru terealisasi 1 Juli 1961, ketika Tu-16 pertama mendarat di Kemayoran. Ketika lobi pembeliannya tersekat dalam ketidakpastian, Cina pernah dilirik agar membantu menjinakkan “beruang merah”. Caranya, Cina diminta menalangi dulu pembeliannya. Namun usaha ini sia-sia, karena neraca perdagangan Cina-Rusia lagi terpuruk. Sebaliknya, “Malah Cina menawarkan Tu-4m Bull-nya,” tutur Salatun. Misi Salatun ke Cina sebenarnya mencari tambahan B-25 Mitchell dan P-51 Mustang. 

Jadi, pemilihan Tu-16 memperkuat AURI bukan semata alat diplomasi. Penyebab lain adalah embargo senjata Amerika. Padahal saat bersamaan, AURI sangat membutuhkan suku cadang B-25 dan P-51 untuk menghantam AUREV.

Tahun 1960, Salatun berangkat ke Moskow bersama delegasi pembelian senjata dipimpin Jenderal AH Nasution. Sampai kedatangannya, delegasi belum tahu, apakah Tu-16 sudah termasuk dalam daftar persenjataan yang disetujui Soviet. Perintah BK hanya, cari senjata. Apa yang terjadi. Tu-16 termasuk dalam daftar persenjataan yang ditawarkan Uni Soviet. Betapa kagetnya delegasi.

“Karena Tu-16 kami berikan kepada Indonesia, maka pesawat ini akan kami berikan juga kepada negara sahabat lain,” ujar Menlu Mikoyan. Mulai detik itu, Indonesia menjadi negara ke empat di dunia yang mengoperasikan pembom strategis selain Amerika, Inggris dan Rusia sendiri. Hebat lagi, AURI pernah mengusulkan untuk mengecat bagian bawah Tu-16 dengan Anti Radiation Paint cat khusus anti radiasi bagi pesawat pembom berkemampuan nuklir. “Gertak musuh saja, AURI kan tak punya bom nuklir,” tutur Salatun. Usul tersebut ditolak.

Segera AURI mempersiapkan awaknya. Puluhan kadet dikirim ke Chekoslovakia dan Rusia. Mereka dikenal dengan angkatan Cakra I, II, III, Ciptoning I dan Ciptoning II. Mulai tahun 1961, ke-24 Tu-16 mulai datang bergiliran diterbangkan awak Indonesia maupun Rusia. Pesawat pertama yang mendarat di Kemayoran dikemudikan oleh Komodor Udara (sekarang Marsda TNI Pur Cok Suroso Hurip). Mendapat perhatian terutama dari kalangan intel Amerika.

Kesempatan pertama intel-intel AS melihat Tu-16 dari dekat ini, memberikan kesempatan kepada mereka memperkirakan kapasitas tangki dan daya jelajahnya. Pengintaian terus dilakukan AS sampai saat Tu-16 dipindahkan ke Madiun. U-2 pun mereka libatkan. Wajar, di samping sebagai negara pertama yang mengoperasikan Tu-16 di luar Rusia, kala itu beraneka ragam pesawat blok Timur lainnya berjejer di Madiun.

Senjata Rudal kennel 
Kennel memang tidak pernah ditembakkan. Tapi ujicoba pernah dilakukan sekitar tahun 1964-1965. Kennel ditembakkan ke sebuah pulau karang di tengah laut, persisnya antara Bali dan Ujung Pandang. “Nama pulaunya Arakan,” aku Hendro Subroto, mantan wartawan TVRI. Dalam ujicoba, Hendro mengikuti dari sebuah C-130 Hercules bersama KSAU Omar Dhani. Usai peluncuran, Hercules mendarat di Denpasar. Dari Denpasar, dengan menumpang helikopter Mi-6, KSAU dan rombongan terbang ke Arakan melihat perkenaan. “Tepat di tengah, plat bajanya bolong,” jelas Hendro.

Diuber Javelin
Lebih tepat, di masa Dwikoralah awak Tu-16 merasakan ketangguhan Tu-16. Apa pasal? Ternyata, berkali-kali pesawat ini dikejar pesawat tempur Inggris. Rupanya, Inggris menyadap percakapan AURI di Lanud Polonia Medan dari Butterworth, Penang.

“Jadi mereka tahu kalau kita akan meluncur,” ujar Marsekal Muda (Pur) Syah Alam Damanik, penerbang Tu-16 yang sering mondar-mandir di selat Malaka.

Damanik menuturkan pengalamannya di kejar Javelin pada tahun 1964. Damanik terbang dengan ko-pilot Sartomo, navigator Gani dan Ketut dalam misi kampanye Dwikora.

Pesawat diarahkan ke Kuala Lumpur, atas saran Gani. Tidak lama kemudian, dua mil dari pantai, Penang (Butterworth) sudah terlihat. Mendadak, salah seorang awak melaporkan bahwa dua pesawat Inggris take off dari Penang. Damanik tahu apa yang harus dilakukan. Dia berbelok menghindar. “Celaka, begitu belok, nggak tahunya mereka sudah di kanan-kiri sayap. Cepat sekali mereka sampai,” pikir Damanik. Javelin-Javelin itu rupanya berusaha menggiring Tu-16 untuk mendarat ke wilayah Singapura atau Malaysia (forced down). Dalam situasi tegang itu, “Saya perintahkan semua awak siaga. Pokoknya, begitu melihat ada semburan api dari sayap mereka (menembak-Red), kalian langsung balas,” perintahnya. Perhitungan Damanik, paling tidak sama-sama jatuh. Anggota Wara (wanita AURI) yang ikut dalam misi, ketakutan. Wajah mereka pucat pasi.

Dalam keadaan serba tak menentu, Damanik berpikir cepat. Pesawat ditukikkannya untuk menghindari kejaran Javelin. Mendadak sekali. “Tapi, Javelin-Javelin masih saja nempel. Bahkan sampai pesawat saya bergetar cukup keras, karena kecepatannya melebihi batas (di atas Mach 1).” Dalam kondisi high speed itu, sekali lagi Damanik menunjukkan kehebatannya. Ketinggian pesawat ditambahnya secara mendadak. Pilot Javelin yang tidak menduga manuver itu, kebablasan. Sambil bersembunyi di balik awan yang menggumpal, Damanik membuat heading ke Medan.

Segenap awak bersorak kegirangan. Tapi kasihan yang di ekor (tail gunner). Mereka berteriak ternyata bukan kegirangan, tapi karena kena tekanan G yang cukup besar saat pesawat menanjak. Akibat manuver yang begitu ketat saat kejar-kejaran, perangkat radar Tu-16 jadi ngadat. “Mungkin saya terlalu kasar naiknya. Tapi nggak apa-apa, daripada dipaksa mendarat oleh Inggris,” ujar Damanik mengenang peristiwa itu.

Lain lagi cerita Sudjijantono. “Saya ditugaskan menerbangkan Tu-16 ke Medan lewat selat Malaka di Medan selalu disiagakan dua Tu-16 selama Dwikora. Satu pesawat terbang ke selatan dari Madiun melalui pulau Christmas (kepunyaan Inggris), pulau Cocos, kepulauan Andaman Nikobar, terus ke Medan,” katanya. Pesawat berikutnya lewat jalur utara melalui selat Makasar, Mindanao, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Laut Cina selatan, selat Malaka, sebelum akhirnya mendarat di Medan. Ada juga yang nakal, menerobos tanah genting Kra.

Walau terkesan “gila-gilaan”, misi ini tetap sesuai perintah. BK memerintahkan untuk tidak menembak sembarangan. Dalam misi berbau pengintaian ini, beberapa sempat ketahuan Javelin. Tapi Inggris hanya bertindak seperti “polisi”, untuk mengingatkan Tu-16 agar jangan keluar perbatasan.

Misi ala stealth 
Masih dalam Dwikora. Pertengahan 1963, AURI mengerahkan tiga Tu-16 versi bomber (Badger A) untuk menyebarkan pamflet di daerah musuh. Satu pesawat ke Serawak, satunya ke Sandakan dan Kinibalu, Kalimantan. Keduanya wilayah Malaysia. Pesawat ketiga ke Australia. Khusus ke Australia, Tu-16 yang dipiloti Komodor Udara (terakhir Marsda Purn) Suwondo bukan menyebarkan pamflet. Tapi membawa peralatan militer berupa perasut, alat komunikasi dan makanan kaleng. Skenarionya, barang-barang itu akan didrop di Alice Springs, Australia (persis di tengah benua), untuk menunjukkan bahwa AURI mampu mencapai jantung benua kangguru itu. “Semacam psi-war buat Australia,” ujar Salatun.

Padahal Alice Springs ditongkrongi over the horizon radar system. “Untuk memantau seluruh kawasan Asia Pasifik,” ujar Marsma (Pur) Zainal Sudarmadji, pilot Tu-16 angkatan Ciptoning II.

Walau begitu, misi tetap dijalankan. Pesawat diberangkatkan dari Madiun sekitar jam satu malam. “Pak Wondo (pilot pesawat-Red) tak banyak komentar. Beliau hanya minta, kita kumpul di Wing 003 pukul 11 malam dengan hanya berbekal air putih,” ujar Sjahroemsjah, gunner Tu-16 yang baru tahu setelah berkumpul bahwa mereka akan diterbangkan ke Australia. Briefing berjalan singkat. Pukul 01.00 WIB, pesawat meninggalkan Madiun. Pesawat terbang rendah guna menghindari radar. Sampai berhasil menembus Australia dan menjatuhkan bawaan, tidak terjadi apa-apa. Pesawat pencegat F-86 Sabre pun tak terlihat aktivitasnya, rudal anti pesawat Bloodhound Australia yang ditakuti juga “tertidur”. Karena Suwondo berputar agak jauh, ketika tiba di Madiun matahari sudah agak tinggi. “Sekitar pukul delapan pagi,” kata Sjahroemsjah.

Penyusupan ke Sandakan, dipercayakan ke Sudjijantono bersama Letnan Kolonel Sardjono (almarhum). Mereka berangkat dari Iswahyudi (Madiun) jam 12 malam. Pesawat membumbung hingga 11.000 m. Menjelang adzan subuh, mereka tiba di Sandakan. Lampu-lampu rumah penduduk masih menyala. Pesawat terus turun sampai ketinggian 400 m. Persis di atas target (TOT), ruang bom (bomb bay) dibuka. Seperti berebutan, pamflet berhamburan keluar disedot angin yang berhembus kencang.

Usai satu sortie, pesawat berputar, kembali ke lokasi semula. “Ternyata sudah gelap, tidak satupun lampu rumah yang menyala,” kata Sudjijantono. Rupanya, aku Sudjijantono, Inggris mengajari penduduk cara mengantisipasi serangan udara. Akhirnya, setelah semua pamflet diserakkan, mereka kembali ke Iswahyudi dan mendarat dengan selamat pukul 08.30 pagi. Artinya, kurang lebih sepuluh jam penerbangan. Semua Tu-16 kembali dengan selamat.

Dapat dibayangkan, pada dekade 60-an AURI sudah sanggup melakukan operasi-operasi penyusupan udara tanpa terdeteksi radar lawan. Kalaulah sepadan, bak operasi NATO ke Yugoslavia dengan pesawat silumannya.

Akhir Perjalanan Sang Bomber

Sungguh ironis nasib akhir Tu-16 AURI. Pengadaan dan penghapusannya lebih banyak ditentukan oleh satu perkara: politik! Bayangkan, “AURI harus menghapus seluruh armada Tu-16 sebagai syarat mendapatkan F-86 Sabre dan T-33 T-bird dari Amerika,” ujar Bagio Utomo, mantan anggota Skatek 042 yang mengurusi perbaikan Tu-16. Bagio menuturkan kesedihannya ketika terlibat dalam tim “penjagalan” Tu-16 pada tahun 1970.

Dokumen CIA (central intelligence agency) sebagaimana dikutip Audrey R Kahin dan George McT Kahin dalam bukunya “Subversi Sebagai Politik Luar Negeri” menulis: “Belanja senjata RI mencapai 229. 395.600 dollar AS. Angka itu merupakan akumulasi perdagangan pada tahun 1958. Sementara dari Januari hingga Agustus 1959 saja, nilainya mencapai 100.456.500 dollar AS. Dari jumlah ini, AURI kebagian 69.912. 200 dollar AS, yang di dalamnya termasuk pemesanan 20 pesawat pembom.”

Tidak dapat dipungkiri, memang, Tu-16 pembom paling maju pada zamannya. Selain dilengkapi peralatan elektronik canggih, badannya terbilang kukuh. “Badannya tidak mempan dibelah dengan kampak paling besar sekalipun. Harus pakai las yang besar. Bahkan, untuk membongkar sambungan antara sayap dan mesinnya, laspun tak sanggup. Karena campuran magnesiumnya lebih banyak ketimbang alumunium,” ujar Bagio.

Namun Tu-16 bukan tanpa cacat. Konyol sekali, beberapa bagian pesawat bisa tidak cocok dengan spare pengganti. Bahkan dengan spare yang diambil secara kanibal sekalipun. “Kita terpaksa memakai sistem kerajinan tangan, agar sama dan pas dengan kedudukannya. Seperti blister (kubah kaca-Red), mesti diamplas dulu,” kenang Bagio lagi. Pengadaan suku cadang juga sedikit rumit, karena penempatannya yang tersebar di Ujung Pandang dan Kemayoran.

Sebenarnya, persediaan suku cadang Tu-16 yang dipasok dari Rusia, memadai. Tapi urusan politik membelitnya sangat kuat. Tak heran kemudian, usai pengabdiannya selama Trikora – Dwikora dan di sela-sela nasibnya yang tak menentu pasca G30S/PKI, AURI pernah bermaksud menjual armada Tu-16-nya ke Mesir. Namun hal ini tidak pernah terlaksana.

Begitulah nasib Tu-16. Tragis. Farewell flight, penerbangan perpisahannya, dirayakan oleh para awak Tu-16 pada bulan Oktober 1970 menjelang HUT ABRI. Dijejali 10 orang, Tu-16 bernomor M-1625 diterbangkan dari Madiun ke Jakarta. “Sempat ke sasar waktu kita cari Monas,” ujar Zainal Sudarmadji. Saat mendarat lagi di Madiun, bannya meletus karena awaknya sengaja mengerem secara mendadak. 

Patut diakui, keberadaan pembom strategis mampu memberikan efek psikologis bagi lawan-lawan Indonesia saat itu. Bahkan, sampai pertengahan 80-an, Tu-16 AURI masih dianggap ancaman oleh AS. “Lah, wong nama saya masih tercatat sebagai pilot Tu-16 di ruang operasi Subic Bay, kok,” ujar Sudjijantono, angkatan Cakra 1.

Atraksi Ketangguhan Sang Bomber Dalam Persiapan Operasi Trikora 
Saat Trikora dikumandangkan, angkatan perang Indonesia sedang berada pada “puncaknya”. Lusinan persenjataan Blok Timur dimiliki. Mendadak AURI berkembang jadi kekuatan terbesar di belahan bumi selatan. Dalam mendukung kampanye Trikora, AURI menyiapkan satu flight Tu-16 di Morotai yang hanya memerlukan 1,5 jam penerbangan dari Madiun. “Kita siaga 24 jam di sana,” ujar Kolonel (Pur) Sudjijantono, salah satu penerbang Tu-16. “Sesekali terbang untuk memanaskan mesin. Tapi belum pernah membom atau kontak senjata dengan pesawat Belanda,” ceritanya kepada Angkasa. Saat itu, dikalangan pilot Tu-16 punya semacam target favorit, yaitu kapal induk Belanda Karel Doorman.

Selain memiliki 12 Tu-16 versi bomber (Badger A) yang masuk dalam Skadron 41, AURI juga memiliki 12 Tu-16 KS-1 (Badger B) yang masuk dalam Skadron 42 Wing 003 Lanud Iswahyudi. Versi ini mampu membawa sepasang rudal anti kapal permukaan KS-1 (AS-1 Kennel). Rudal inilah yang ditakuti Belanda. Karena hantaman enam Kennel, mampu menenggelamkan Karel Doorman ke dasar samudera. Sayangnya, hingga Irian Barat diselesaikan melalui PBB atas inisiatif pemerintah Kennedy, Karel Doorman tidak pernah ditemukan Tu-16.

Lain lagi kisah Idrus Abas (saat itu Sersan Udara I), operator radio sekaligus penembak ekor (tail gunner) Tu-16. Bulan Mei 1962, saat perundingan RI-Belanda berlangsung di PBB, merupakan saat paling mendebarkan. Awak Tu-16 disiagakan di Morotai. Dengan bekal radio transistor, mereka memonitor hasil perundingan. Mereka diperintahkan, “Kalau perundingan gagal, langsung bom Biak,” ceritanya mengenang. “Kita tidak tahu, apakah bisa kembali atau tidak setelah mengebom,” tambah Sjahroemsjah yang waktu itu berpangkat Sersan Udara I, rekan Idrus yang bertugas sebagai operator radio/tail gunner. Istilahnya, one way ticket operation. 

Namun para awak Tu-16 di Morotai ini, tidak akan pernah melupakan jerih payah ground crew-nya. “Yang paling susah kalau isi bahan bakar. Bayangkan untuk sebuah Tu-16, dibutuhkan sampai 70 drum bahan bakar. Kadang ngangkutnya tidak pakai pesawat, jadi langsung diturunkan dari kapal laut. Itupun dari tengah laut. Makanya, sering mereka mendorong dari tengah laut,” ujar Idrus. Derita awak darat itu belum berakhir, lantaran untuk memasukkan ke tangki pesawat yang berkapasitas kurang lebih 45.000 liter itu, masih menggunakan cara manual. Di suling satu per satu dari drum hingga empat hari empat malam. Hanya sebulan Tu-16 di Morotai, sebelum akhirnya ditarik kembali ke Madiun usai Trikora.
[Sumber : Majalah Angkasa]


https://tni-au.mil.id/tu-16-pesawat-pembom-super-yang-pernah-dimiliki-indonesia/
============================


Beberapa koleksi foto Bapak saat berada di Chekoslovakia dan Rusia.


                        Bapak di baris paling belakang, ketiga dari kiri


Bapak (paling kiri) bersama rekan-rekannya








Sunday 13 January 2019

#Rahasia Dapur

Baceman Bawang 

Baceman bawang merupakan fermentasi dari minyak, bawang putih dan kemiri. Baceman ini mantap banget lho digunakan untuk menumis aneka masakan maupun sayuran, seperti nasi goreng, mie goreng, sup, mie kuah, cap cay dan lain sebagainya. 

Cara menggunakannya bisa langsung mengambil minyak beserta bawang dan kemiri (endapannya) saja tanpa tambahan bumbu-bumbu lain lalu digunakan sebagai bumbu tumis, atau bisa juga sebagai pelengkap saat menumis bumbu-bumbu untuk memasak.

Masakan yang memakai tumisan baceman bawang ini memberikan citarasa berbeda, dan aromanya..hhmmm...makin wangii 😋. Yang belum coba, wajib nyoba deh..! 😄

Bahan-bahannya :

Minyak Goreng/minyak sayur  200 ml
Minyak Wijen   50 ml
Bawang putih 100 gram
Kemiri (yang telah disangrai) ukuran besar 4 butir


Cara mengolahnya :
1. Kupas dan cuci bawang. Tiriskan dan keringkan sampai benar-benar kering yaa... 
Saya menjemurnya di bawah matahari, sampai kering saja yaa..jangan kelamaan sampai garing 😁. Pastikan dalam wadah yang tidak memungkinkan lalat hinggap (saya pakai semacam tudung saji 😄).

2. Haluskan kemiri

3. Bawang yang telah kering digeprek/tumbuk kasar.

4. Tuang minyak wijen dan minyak sayur ke dalam toples (saya menggunakan toples kaca), kemudian masukkan bawang putih dan kemiri. Aduk dengan sendok plastik atau sendok kayu.

5. Tutup rapat toples. Simpan selama 3 hari.

6. Setelah 3 hari minyak bisa digunakan.

Catatan : 
👉Pengalaman kami, bila di suhu ruang, minyak tidak bisa bertahan terlalu lama. Sekitar 2 minggu saja. Sebaiknya simpan di lemari pendingin untuk menjaga kualitasnya.
👉 Bila hendak mengambil minyak ini, gunakan sendok plastik atau kayu serta sendok dalam keadaan kering. Tutup rapat kembali.



#Minuman rempah

Resep Kunyit Asem ala Milan



Segeer...banget rasanya meneguk minuman satu ini. Mau dingin maupun hangat tetep sukaa... Kadang saya membuatnya sendiri, kadang juga beli sama mbak Jamu keliling 😊. Khasiat bahan-bahannya (kunyit, asem, kayu manis, sere) banyak yaa...antara lain baik untuk pencernaan, masuk angin, rematik, melancarkan peredaran darah, dll.

🌸Sekedar mengingatkan. Sebaiknya dalam merebus ramuan/rempah, gunakan panci dari bahan tanah liat khusus untuk membuat ramuan, atau kaca atau paling tidak bahan stainless steel.🌸

Nah bahan-bahan yang dibutuhkan :
1. Air bersih 2 gelas penuh atau sekitar 500ml
2. Rimpang kunyit 100 gram
3. Asem jawa 20 gram
4. Gula Merah/Aren 80 gram
5. Kayu manis 1 batang, panjang sekitar jari telunjuk. Digeprek kasar.
6. Sere 1 batang

Cara membuat :
1. Cuci bersih rimpang kunyit tanpa dikupas kulitnya. Bisa gunakan sikat lembut untuk membersihkan, lalu cuci pada air mengalir.
2. Iris-iris tipis kunyit dan potong-potong sere
3. Rebus air, kunyit, asam, kayu manis, sere, hingga mendidih, kecilkan api.
4. Masukkan gula jawa. Rebus hingga seluruh bahan larut. Aduk-aduk. Diamkan sejenak.
5. Matikan api. Tutup panci. Biarkan hangat. Lalu saring.
Siap disajikan 😍

Selamat Mencoba 😊
Salam Sehat Bahagia 💖




#Resep Praktis Milan

Bola-Bola Coklat



Cemilan ini mudah dibuat, bahan-bahannya sederhana yang mudah diperoleh. Anak kecil maupun anak besar pun suka 😄

Bahan-bahannya :

1. Biskuit bundar (contoh : Regal, marie susu) 
2. Susu kental manis (SKM) coklat 
3. Coklat bubuk dan susu bubuk putih secukupnya (bisa skip, namun penambahan susu dan coklat bubuk akan menambah citarasa)
4. Air hangat secukupnya
3. Meises untuk bagian luar   


Cara Membuat :

 - Haluskan/tumbuk buskuit hingga halus.
- Campurkan SKM, coklat bubuk, susu bubuk dengan air hangat secukupnya. Airnya sedikit dulu, agar adonan nantinya tidak terlalu lunak.
- Tuangkan larutan susu ke dalam biskuit yang sudah dihaluskan sedikit demi sedikit sambil dipadatkan hingga tidak melengket (kalis) dan mudah dibentuk. Bila adonan masih belum menyatu/memadat, tambahkan air.
- Bentuk adonan bulat2 kemudian gulingkan pada meises. 
- Bagi penyuka dingin, masukkan terlebih dahullu ke lemari pendingin atau bekukan di freezer.

Rasanya kayak coklat batangan lhooo.... yummmiiii

Catatan : Saya tidak pakai takaran. Sesuai kan saja dengan selera masing-masing. Yang terpenting air yang dilarutkan ke susu sedikit dulu, jika adonan masih belum bisa dibentuk baru tambahkan air lagi sampai adonan bisa padat dan mudah dibentuk. Bila air terlalu banyak, adonan jadi sangat lunak sehingga sulit dibemtuk. 

Selamat Mencoba 😊


#Resep Praktis Milan

Bola-Bola Susu 




Hhmmm... kudapan yang yummiii, resep Milan mah simple as always 😂
Sekali-sekali icip yang manis-manislah haha...

Ok, bahan yang dibutuhkan :     
- Tepung sagu
- Susu Kental Manis putih atau coklat
- Susu bubuk putih atau coklat
-Air hangat kuku secukupnya

1. Tepung sagu disangrai dengan api kecil, sambil dibolak-balik agar tidak hangus. Sisihkan sebagian kecil tepung untuk membalurkan bola-bola susu yang telah dibulatkan.

2. Larutkan susu bubuk putih, susu kental manis (SKM) putih, air hangat kuku secukupnya, airnya sedikit dulu agar tidak terlalu encer. 

3. Tuang larutan susu sedikit demi sedikit pada tepung sagu yang telah disangrai hingga memadat dan tidak lengket, bentuk bulat-bulat. 

4. Balurkan bola-bola ke sisa tepung sagu tadi (atau bisa juga gula halus) agar tidak melengket. 

5. Bila menginginkan rasa yg coklat, gunakan susu kental coklat + sedikit coklat bubuk.
6. Jika menginginkan rasa susu yang milky, gunakan susu kental putih dan sedikit susu bubuk putih rasa vanila.

* Untuk penyuka dingin, bisa menyimoan bola-bola terlebih dahulundalam kulkas.

Catatan : Seperti biasa saya tidak menggunakan takaran, disesuaikan dengan selera masing-masing.

Selamat Mencoba 😊
#Tips Berkebun Ala Taman Panen

Media Tanam untuk Menanam




Pemilihan Media Tanam

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini karena setiap daerah memiliki kelembaban dan kecepatan angin yanga berbeda. Secara umum, media tanam harus menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.

1. Sekam Padi

Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza Sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam berperan dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase media tanam menjadi lebih baik. Sekam bakar lebih gembur karena tinggi kandungan karbon (C) tetapi mudah lapuk. Sementara itu sekam mentah mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K), dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurana. Namun sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara dan mudah ditumbuhi cendawan.

2. Kompos

Kompos berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, amupun daya ikat air. Selain itu, kompos menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kompos yang baik untuk media tanam telah mengalami pelapukan secara sempurna yang ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokalatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah dan mudah digenggam tangan.

3. Pupuk Kandang

Pupuk organik yang berasal darikotoran hewan disebut dengan pupuk kandang. Kandungan unsur haranya, seperti natrium (N), fosfor(P) dan Kalsium (K) penting untuk peetumbuhan dan perkembangan tanaman serta kandungan mikroorganismenya mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matanag dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

4. Pasir

Pasir yang digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Media tanam ini baik untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnyayanga cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara itu, bobot pasit yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir Malang (kali) dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yanag sering digunakan sebagai media tanam. Penggunaan pasir untuk media tanam sering dikombinasikan sebagai campuran dengan bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman karena pasir tidak mampu mengikat air.

TIPS : Penggunaan pasir pantai atau pasir yang berasal dari daerah yang bersalinotas tinggi karena kadar garam yang tinggi dapat menyebabkan tanaman merana. Selain itu, organ-organ tanaman sepeti akar, dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).

5. Tanah Liat

Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki pori-pori berukuran kecil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Tanah liat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara, seperti dalam pembuatan cangkok.

6. Moss

Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar tetapi sifatnya asam. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, daun-daunan kering atau kompos supaya tidak asam lagi.

7. Arang

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembaban tinggi. Hal itu karena arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang buffer (penyangga). Dengan demikian, arang dapat menetralisir dan mengadaptasikan kekeliruan unsur hara dalam pupuk. Bahan medai ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang mengikat tanaman. Namun media arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karena itu, penggunaan media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa pemupukan. Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipecah menjadi potongan-potongan kecil terlebih dahulu agar mudah ditempatkan di pot.

8. Humus

Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh jasad renik (mikro) dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Biasanya humus berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil). Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara. Media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan suhu, kelembaban dan aerasi yang ekstrim. Humus juga memiliki tingkat porositas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air. Dengan demikian sebaiknya pengunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porositas tinggi misalnya tanah dan pasir.

9. Sabut Kelapa (Coco Peat)

Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam sebaiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat. Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih karena karakteristiknya yang emmpu mengikat dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N) dan fosfor (P).

TIPS : Penggunaan Sabut Kelapa sebagai Media Tanam

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang becurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan denga media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatnya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.

Sumber : Dewi, Trias Qurnia. 2016. 20 Tanaman Buah dalam Pot Rajin Berbuah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Foto : Taman Panen
Repost dari FB Fanpage Taman Panen, 25 Agustus 2018.


#Tips Berkebun Ala Taman Panen 

Kulit/Cangkang Telur sebagai Pupuk Tanaman

Kulit/Cangkang Telur untuk tanaman Kulit telur biasanya dibuang begitu saja. Ternyata dapat dimanfaatkan antara lain sebagai pupuk organik dan pestisida alami untuk tanaman. Nah...setiap setelah menggunakan telur untuk memasak atau membuat penganan, cuci dan jemur kulit/cangkangnya. Biasanya kalau sudah banyak baru saya proses... 😊 

Caranya mudah : 
1. Cuci/Bilas cangkang telur hingga bersih 
2. Jemur cangkang sampai kering 
3. Haluskan cangkang telur (Saya tumbuk pake ulekan) 
4. Taburkan pada media tanam di sekitar tanaman atau 
5. Campurkan pada media tanamnya.

Cangkang telur mengandung 90% asam karbonat, yang merupakan unsur hara penting agar tanaman tumbuh sehat. Seorang pakar nutrisi tanaman pengarang buku The Truth about Garden Remedies, Jeff Gillman, melakukan sebuah test sederhana. Ia merendam cangkang telur dalam air selama 24 jam. Kemudian airnya dikirim ke laboratorium. Hasilnya, air rendaman cangkang telur itu mengandung 4 mg kalsium dan potassium, termasuk juga phosphorus, magnesium dan sodium. 

Jenis hama yang bisa dibasmi dengan bubuk cangkang telur sebagai pestisida alami antara lain : - Kutu 
- Kumbang 
- Mollusca 
- Keong
- Siput 

Bila hama tersebut terkena bubuk cangkang telur, hama tersebut akan menggeliat lama kelamaan berbalik arah dan akhirnya mati. Untuk mengatasi tanaman yang terlanjur dirusak hama, caranya dengan menaburkan kulit telur pada daun tanaman yang sudah rusak diserang hama. 

Semoga bermanfaat.
Berkebun bikin happy n fun!


Repost from FB Fanpage Taman Panen, 20 Agustus 2018.
Foto2 : Taman Panen 

Daftar pustaka : Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan/Yuni Erlita, S.Pt. 2016. "Kulit Telur Ayam sebagai Pestisida Organik". Http:/www.sumbarprov.go.id/ Anonim. 2016. "Cara Terbaik Memanfaatkan Kulit Telur Untuk Tanaman". Http:/kebun-kecil.blogspot.com/


                                 














#Tips Berkebun Ala Taman Panen

Cara menanam Mose Rose/Krokot/Portulaca/Bunga Pukul Sembilan 


Kali ini Taman Panen akan berbagi cara menanam MOSS ROSE/KROKOT/PORTULACA/BUNGA PUKUL SEMBILAN ala Taman Panen.😊

Banyak teman-teman yang belum tahu jika Moss Rose ini harus ditanam ulang (replant) setiap sekitar 4 bulan sekali. Kadang ada yang mengeluh "Kok Moss Rose ku mati?" Yaa...karena tidak di replant 😄 Ciri-ciri Moss Rose yang mulai "merana" yaitu daunnya mengecil, menguning dan berguguran, batang menyusut dan mengering, jarang berbunga, lama kelamaan bisa mati. Moss Rose/Krokot ada 2 jenis, yang berdaun runcing dan berdaun bulat. 

Krokot berdaun runcing relatif lebih "tangguh", tahan terhadap cuaca panas maupun hujan dan lebih tahan terhadap serangan hama. Sebaliknya dengan krokot berdaun bulat, lebih rentan terhadap serangan hama dan tidak menyukai terlalu basah atau sering terkena hujan. Kedua jenis krokot ini menyukai full sun/cahaya matahari penuh. Bila mendapatkan cahaya matahari penuh, Krokot akan semakin banyak bunganya. 

Yuk simak cara menanam krokot (replant) : 
1. Cabut/bongkar krokot dari media tanamnya.
2. Potong akarnya, batang yang digunakan sepanjang 5-10 cm saja (seperti pada video). 
3. Tanah bekas menanam bisa digunakan kembali. Perbandingan media tanam, tanah : pupuk kandang/kompos : sekam bakar/sekam mentah adalah 2 : 1 : 1. 
4. Isi media tanam dalam wadah pot atau polybag, buat lubang untuk menancapkan batang krokot atau tancapkan langsung krokot pada media tanam. Batang krokot yang ditanam dalam satu wadah tak perlu terlalu banyak dan padat. 
5. Setelah 2 minggu krokot sudah mulai rimbun. Pangkas batang-batangnya setiap 2 minggu sekali agar semakin banyak cabang baru. 
6. Beri pupuk kandang/kompos setiap 2 minggu - 1 bulan 1 kali. 
7. Beri Pupuk Organik Cair (POC) seminggu 1 kali atau ada juga yang menggunakan pupuk NPK mutiara biru/hijau 1 minggu 1 kali. 
8. Letakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari penuh 
9. Siram cukup 1 kali sehari, jika musim kemarau dan panas terik bisa siram 2x sehari. Krokot dapat ditanam dalam polybag, pot, atau sebagai penutup tanah (bedding). 

Selamat Mencoba Berkebun bikin happy n fun! 😊







Repost FB Fanpage Taman Panen, 19 September 2018.
Lokasi : Taman Panen Makassar.


Saturday 12 January 2019

#Tips Berkebun Ala Taman Panen

CARA MENGOLAH LIDAH BUAYA



Tahu dong tanaman "Lidah Buaya"..? Salah satu tanaman yang tak asing lagi ditemukan pada halaman rumah sebagai tanaman hias atau pun sebagai tanaman obat dengan segudang manfaatnya. Mulai manfaat untuk kulit dan kecantikan sampai untuk dikonsumsi.

Nah, yang terakhir ini masih banyak orang belum tahu kan?😊 Jika ternyata tanaman Lidah Buaya bisa dikonsumsi. Lidah buaya mengandung berbagai vitamin, mineral, enzym dan asam amino. Tak kurang mengandung 72 zat yang dibutuhkan tubuh. 

Manfaat atau khasiatnya bagi kesehatan tak kalah baragam. Lidah buaya baik bagi pencernaan seperti untuk mengatasi konstipasi/sembelit dan maag, meredakan panas dalam, mengontrol berat badan (asyiikk 😉), mengontrol tekanan darah, mengurangi resistensi insuline dan menurunkan kadar gula darah pada diabetesi,  dll. 

Ada sekitar 200 jenis lidah buaya. Namun yang banyak dibudidayakan yaitu species aloevera Barbadensis Miller, selain itu jenis Aloevera chinensis Baker telah banyak dikembangkan di Indonesia yaitu di Kalimantan Barat dan lebih dikenal dengan nama Lidah Buaya Pontianak.

Ciri lidah buaya daunnya memanjang, tak bertulang, ujungnya meruncing, pinggiran daun bergerigi, permukaan daun dilapisi lilin, daun cenderung cekung dan terdapat garis-garis/corak putih pada daunnya saat daun masih muda.

Baidewei, itulah sekilas mengenai Lidah Buaya. Sekarang Taman Panen mau share cara mengolah lidah buaya untuk dikonsumsi. 
Langkah-langkahnya :

1. Siapkan daun-daun lidah buaya yang akan diolah. Ambil yang berukuran besar agar mudah dikupas. 
Di swalayan kadang ada jenis lidah buaya berukuran besar, bisa jadi pilihan.

2. Daun lidah buaya dipilah satu persatu, cuci bersih.

3. Kupas lidah buaya dan bersihkan lendirnya pada baskom berisi air dan garam.
* saya mengupas lidah buaya dalam rendaman air garam agar tidak terlalu licin.

4. Potong2 daging lidah buaya lalu bilas lagi dalam air garam, lakukan berulang-ulang hingga lendirnya bersih.

5. Selanjutnya potongan daging lidah buaya direndam dalam air dengan sedikit kapur sirih hingga lebih kenyal/keras (sekitar setengah jam). Bilas. Bisa langsung digunakan. 

6.Bila ingin beraroma wangi, rebus air + daun pandan dan vanili secukupnya hingga mendidih. Setelah hangat, masukkan potongan lidah buaya. Diamkan.
* Ada pula yang merebus air bersamaan dengan potongan lidah buaya.

7. Lidah buaya siap digunakan sebagai campuran es buah, salad, sayuran tumis, dsb.

Selamat Mencoba!
Salam Sehat Bahagia 😊

Bibit Lidah Buaya tersedia di 👉 Taman Panen  






Repost dari FB Fanpage Taman Panen, 6 September 2018.
#ResepPraktisTamanPanen


#Resep Praktis Taman Panen

Cara Membuat Cincau Hijau








Cincau hijau memiliki kandungan nutrisi tinggi, juga klorofil serta kaya akan manfaat. Membuatnya pun mudah. Berikut caranya :

1. Cuci bersih daun cincau hijau
2. Remas2 daun dengan air hangat. Banyaknya air diperkirakan saja. Terlalu banyak air akan menjadikan tekstur yang dihasilkan menjadi kurang padat. 
Ada yang menggunakan blender untuk menghaluskan daun, atau ditumbuk.

3.Jika air sudah nampak berwarna hijau tua, saring sehingga air terpisah dari ampasnya. 
4. Simpan dalam wadah lalu masukkan ke lemari pendingin.

5. Cincau yang telah padat (sekitar 2 jam) bisa langsung digunakan.

* Untuk Cincau hijau jenis perdu, banyak yang mengatakan memiliki aroma "langu". Untuk menghilangkannya dengan cara : sebelum daun diremas-remas, sisihkan ruas atau "tulang" daunnya. Tulang daun ini yang membuat aroma langu pada cincau hijau.

Selamat mencoba 
Salam Sehat Bahagia 😊

Repost dari FB Fanpage Taman Panen,  5 September 2018.





#Tips Berkebun Ala Taman Panen


Air Cucian Daging untuk Tanaman








Masih suasana Idul Qurban, kayaknya masih rame nih olahan menu2 berbahan daging 😄. Nah kali ini tipsnya memanfaatkan air cucian daging (sapi, kambing, ayam dll) maupun ikan untuk tanaman.

Air cucian hewan ini kaya akan unsur-unsur yang diperlukan tanaman seperti Nitrogen (N), Phospor, (P) dan Kalium. Banyak yang sudah membuktikan, dengan menyiram air cucian hewan membuat tanaman semakin subur dan rajin berbunga atau berbuah dan buah yang dihasilkan menjadi lebih manis.

Pengalaman kami, air cucian beras lebih cocok untuk diaplikasikan pada tanaman buah dan yang sudah lumayan besar. 

Selamat mencoba ☺
Berkebun bikin happy n fun !

Repost FanPage Taman Panen, 28 Agustus 2018.



Assalamu'alaikum.
Salam Sehat Bahagiaa....

Akhirnya saya memutuskan membuat blog baru ini deehh.. Blog lama bernama "Mila T. Zees", ga bisa kebuka... lupa passwordnya dan lupa waktu bikin pake email apa. Sedih deehh.. 
It's okay lahh.. the show must go on, right? Bikin deh email baru dan blog baru ini. Selain itu saya bikin channel youtube dengan nama "milan t. zees". Selama ini youtube cuman dipake nonton doang. Pengen coba sharing melalui video juga, walau dengan printilan seadanya. Yang penting memulai..ya gak. Supaya tetap bisa melatih kreatifitas dan mengembangkan ilmu, pengetahuan serta wawasan. Insya Allah.. Doa'in yaa...

Tulisan-tulisan saya di blog sebelumnya akan saya pindahkan semua di blog ini. Seluruh foto di blog ini rencananya saya ambil dari koleksi pribadi saya sendiri, yang merupakan hasil jepretan saya atau keluarga. Mungkin sudah ada pula foto-foto yang di post pada akun facebook atau instagram saya. Jika ada foto maupun tulisan atau apa pun yang bukan merupakan hasil karya kami, akan saya tulis sumbernya.

Blog ini akan menjadi salah satu wadah yang berisi tulisan-tulisan berbagai tema, sesuai dengan apa yang saya ide yang muncul saat itu. Bisa berupa pengalaman sehari-hari, resep masakan andalan sederhana kami, pengalaman berkebun, tulisan lepas dan singkat, tulisan mengenai kesehatan, Yoga (tentu saja..😊)  dsb. Agar mudah bagi saya untuk membacanya kembali apabila dibutuhkan, untuk sharing, maupun menyimpannya sebagai dokumentasi.
Semoga bermanfaat.
Barakallaahu


Foto     : Milan
Lokasi : Benteng Rotterdam, Makassar. September 2018.

my account :
Facebook    :   Mila Nurhayati
Instagram   :   nurhayati_mila





 #REFLEKSI                                                                      PESANMU..... "Nak... Jauhilah prasangka buruk kepada si...